PT MRT Jakarta mengembangkan konsep kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) di Stasiun Lebak Bulus. Dikutip dari Buletin Penataan Kota, konsep kawasan TOD adalah menggabungkan guna lahan residensial, perdagangan, jasa, perkantoran, ruang terbuka, dan ruang publik dalam lingkungan yang ramah untuk pejalan kaki, sehingga memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan serta meningkatkan efisensi jarak dan waktu.
Menurut Jakarta MRT, Stasiun Lebak Bulus merupakan stasiun pertama di koridor selatan-utara yang diharapkan menjadi magnet bagi masyarakat dan menjadi gerbang arus lalu lintas masyarakat Jakarta maupun luar Jakarta. Pengembangan TOD Stasiun Lebak Bulus mengusung tema Gerbang Suar Jakarta.
Kawasan yang dibangun di atas 78,5 hektare ini, mempunyai visi untuk mewujudkan pergerakan ketersediaan ruang publik sehingga memperkuat sistem penghubung antar lahan di dalam kawasan yang terintegrasi pada lahan-lahan pengembangan baru dengan berbagai fasilitas transit di Selatan Jakarta.
Pembangunan fasilitas di Stasiun Lebak Bulus dimulai dengan pembangunan jembatan (pedestrian bridge). Diberitakan oleh Rakyat Merdeka, jembatan ini menghubungkan bangunan Poins Square dengan stasiun MRT serta lokasi parkir ojek online di transit plaza.
Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda), Farchad Mahfud dikutip dari portal berita onlineKastara mengatakan bahwa infrastruktur berupa pedestrian di sekitar Stasiun MRT Lebak Bulus termasuk park & ride yang dapat digunakan untuk menitipkan kendaraan pribadi telah terbangun saat ini. “TOD Lebak Bulus memiliki beragam potensi di antaranya, terciptanya kurang lebih 1,5 hektare taman dan ruang terbuka, enam titik kiss and ride, yaitu area yang dapat digunakan pengguna kendaraan untuk melakukan drop off.Kemudian, 8,2 kilometer jalur pedestrian serta adanya transit intermodal MRT Jakarta, Transjakarta, dan bus,” tambahnya.
Dilansir dari harian Kompas, Ahmad Pratomo, selaku Plt. Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) menambahkan bahwa saat ini juga sedang dilakukan pembangunan infrastruktur lainnya seperti Transit Plaza dan Interkoneksi Stasiun MRT Lebak Bulus-Poin Square dalam keterangan tertulis, Kamis (20/05/2021).
Dalam buku keluaran Kementerian PUPR yang berjudul “Hunian Berbasis Transit (TOD): Tantangan dan Potensinya” (PDF), Pemerintah provinsi DKI Jakarta akan mengembangkan konsep TOD, terutama dalam pembangunan 12 stasiun kereta api tahap pertama dengan rute Lebak Bulus–Dukuh Atas. Dari 12 stasiun, lima di antaranya akan dijadikan TOD maksimum, yaitu: Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Blok M dan Stasiun Dukuh Atas. Tiga diantaranya sudah dimulai pelaksanaannya lewat Pergub No. 55, No. 56 dan No. 57 Tahun 2020, yaitu: Stasiun Blok M-ASEAN, Fatmawati, dan Lebak Bulus. Kemudian tiga stasiun, yaitu: Stasiun Senayan, Istora dan Bendungan Hilir akan dikembangkan dengan pola TOD medium. Sedangkan empat stasiun lainnya, yaitu: Stasiun Haji Nawi, Blok A, Sisingamangaraja dan Setiabudi akan dikembangkan dengan konsep TOD minimum.
Nantinya, Stasiun-stasiun MRT Jakarta akan menjadi pusat kawasan berorientasi transit (TOD) dalam radius 700-800 meter dari stasiun.
Ilustrasi kawasan TOD via Buku Hunian Berbasis Transit (TOD): Tantangan dan Potensinya
Konsep TOD dapat menjadi alternatif dalam perencanaan perkembangan kota yang menyediakan fungs-fungsi working, living, leisure dalam populasi yang beragam. TOD sangat mengutamakan aktivitas pergerakan manusia, baik dengan menggunakan transportasi maupun berjalan.
Konsep TOD berpotensi untuk meningkatan kualitas hidup masyarakat, dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara, serta meningkatnya nilai jual properti yang berada di sekitar kawasan ini. Menurut survey yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) tahun 2019 yang dimuat dalam harian Kompas menunjukkan peningkatan harga sebesar 30% pada properti komersial dan 5% pada properti residensial dalam area jangkauan transportasi publik MRT.
Kemudahan akses layanan publik dan lingkungan yang ramah serta sistem transportasi yang terintegrasi menjadi daya tarik dalam kawasan TOD. Para pekerja dapat menghemat waktu perjalanan dan uang transport. Masyarakat bisa bersantai dan melepas penat di taman atau tempat hiburan yang tersedia di area ini. Akibatnya banyak investor yang menanam investasi di kawasan TOD, para pelaku bisnis yang mulai mengembangkan bisnisnya, dan masyarakat yang harus berlomba-lomba mencari hunian di kawasan TOD karena banyaknya peminat.
Huni.idbisa membantu kamu untuk mencari hunian di kawasan TOD dengan mudah. Dengan adanya fitur peta, kamu bisa melihat dan memilih hunian yang berada di kawasan TOD, ditambah dengan adanya gambar dan detail rumah, jadi kamu bisa melihat gambaran hunian lebih jelas. Selain itu, jika ada hunian yang menarik minat, kamu bisa langsung chat dengan agen, karena di Huni.id tersedia fitur itu. Mudah dan simple, tanpa harus datang langsung ke lokasi, kamu bisa memilih hunian sesuai keinginanmu. Ayo gunakan Huni.id untuk berlomba mencari hunian impian di kawasan TOD!